
Anggaran adalah alat bantu dalam mengatur dan mengelola keuangan kita. Oleh karena itu, kesulitan di dalam mengatur Anggaran seringkali bukanlah pada teknis pembuatan Anggaran. Kesulitan utama terletak pada mengelola kebiasaan kita supaya sesuai dengan asumsi saat membuat Anggaran. Sayangnya, seringkali asumsi yang kita buat terlalu ideal sehingga sulit untuk kita capai. Kegagalan ini membuat kita merasa memang tidak bisa menggunakan anggaran untuk mengelola keuangan kita.
Ada paling tidak dua (2) kesulitan utama di dalam membuat Anggaran.
1. Kesulitan mengubah gaya hidup
Masalah utama yang dihadapi di dalam penyusunan anggaran adalah menyesuaikan gaya hidup yang kita jalani selama ini dengan pendapatan. Kita cenderung untuk tidak mau berubah. Kita lebih senang untuk tetap hidup di dalam keadaan kita saat ini. Kita akan mengalami kesulitan yang besar untuk mengubah apa yang sudah biasa kita lakukan.
Hal yang sama juga terjadi saat kita membuat Anggaran. Kita ingin mencoba untuk menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan. Saat ternyata kita tidak bisa melakukannya, maka kita akan menganggap bahwa ternyata anggaran tidak cocok untuk kita. Akibatnya, kita tidak meneruskan pembuatan Anggaran sebagai alat bantu untuk mengelola gaya hidup.
Oleh karena itu, kita harus mengambil keputusan untuk bersedia mengubah gaya hidup yang sesuai dengan pendapatan sebelum bisa sukses di dalam menggunakan Anggaran sebagai alat bantu.
Anggaran tidak akan bermanfaat sama sekali jika kita tidak mau mengubah gaya hidup. Ini adalah bagian tersulit. Ketika kita mau mengubah gaya hidup, maka pintu ke arah hidup finansial yang lebih baik sudah kita dapatkan. Karena sebenarnya sebagian besar masalah timbul akibat dari gaya hidup yang kita miliki.
Anggaran sebenarnya adalah alat bantu yang tepat untuk membantu mengubah gaya hidup kita. Tetapi tanpa ketekunan dan komitmen yang tinggi, anggaran tidak akan berarti banyak.
Masalah yang kita hadapi seringkali bukanlah meningkatkan gaya hidup tetapi merendahkan gaya hidup. Dengan merendahkan gaya hidup, banyak perbaikan hidup finansial yang akan kita alami. Perhatikan pendapat Henry Taylor mengenai cara untuk mendapatkan hidup yang mudah di bawah ini.
“Seni dari hidup yang mudah adalah meletakkan ukuran hidup kita lebih rendah daripada kemampuan kita” (Sir Henry Taylor)
Jadi Anggaran berkaitan erat dengan pengelolaan gaya hidup. Pembuatan anggaran tanpa kerelaan mengubah gaya hidup yang dimiliki tidak akan menghasilkan apa-apa.
2. Kesulitan dalam menentukan prioritas
Kesulitan kedua di dalam penyusunan anggaran terletak pada masalah penentuan prioritas. Kesulitan ini berkaitan dengan teknis menentukan bagaimana uang harus digunakan. Kesulitan ini biasanya dialami oleh pasangan. Jika masih sendiri, biasanya kesulitan ini tidak akan terlalu dialami.
Minirth Meyer Clinic mengadakan suatu studi tentang masalah dalam pernikahan dan menyatakan bahwa penyebab konflik yang utama terletak pada menentukan bagaimana uang digunakan.
“75% dari konflik pernikahan berfokus pada uang. Biasanya meliputi perebutan kekuasaan untuk menentukan bagaimana uang itu harus digunakan” (Minirth Meyer Clinic)
Suami dan istri seringkali memiliki kebutuhan pribadi yang berbeda. Jika mereka kebetulan mendapatkan karunia Tuhan sehingga bisa memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan pribadi masing-masing maka kesulitan ini tidak akan terjadi. Sebaliknya, jika mereka memiliki keuangan terbatas dan harus berdiskusi untuk menentukan “kebutuhan pribadi” yang harus “dikorbankan” maka masalah besar bisa terjadi.
Sekarang mari kita lihat bagaimana hal ini bisa terjadi.
Biasanya pengeluaran dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu tingkat kebutuhan dasar, tingkat pemenuhan tujuan dan tingkat keinginan.
Tingkat kebutuhan dasar berisi semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia untuk dapat bertahan hidup seperti makanan, pakaian, dan sebagainya.
Tingkat pemenuhan tujuan adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh seseorang.
Sedangkan tingkat keinginan adalah keinginan untuk mendapatkan kualitas lebih dari kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang.
Ketiga tingkatan ini harusnya dipenuhi dengan urutan yang tepat. Tingkat pemenuhan kebutuhan haruslah dipenuhi terlebih dahulu. Jika masih ada sisa dari penghasilan yang diperoleh, maka tingkat pemenuhan tujuan haruslah mendapatkan giliran untuk harus dipenuhi. Setelah itu, barulah tingkat keinginan yang dipenuhi. Urutan ini harusnya diikuti untuk bisa mempunyai kehidupan keuangan yang sehat. Pembagian urutan ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini!
Dari ketiga tingkatan di atas, tingkat pemenuhan tujuan yang biasanya paling mudah kita lupakan. Kita akan dengan mudah langsung beralih dari tingkat kebutuhan kepada tingkat keinginan tanpa melalui tingkat pemenuhan tujuan. Akibatnya, uang tersisa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan hanya dihabiskan untuk memenuhi keinginan.
Kesalahan ini membuat diagram diatas menjadi seperti diagram di bawah ini!
Biasanya konflik dalam keluarga akan timbul bukan pada tingkatan kebutuhan. Karena dalam tingkat pemenuhan kebutuhan dasar, setiap pasangan biasanya akan mempunyai pendapat yang hampir sama sehingga kemungkinan terjadinya konflik akan menjadi sangat kecil.
Tingkat pemenuhan tujuan juga mempunyai kondisi yang relatif sama dengan tingkat kebutuhan, karena biasanya hanya ada sedikit perbedaan cara pandang mengenai uang yang harus dikeluarkan dalam mencapai tujuan keluarga. Apalagi, jika suatu keluarga telah mendiskusikan tujuan (baik jangka pendek maupun jangka panjang) yang ingin mereka capai. Tetapi memang, konflik-konflik kecil bisa terjadi ketika mendiskusikan bagian ini.
Hal yang bertolak belakang akan terjadi pada tingkat pemenuhan keinginan. Setiap manusia bisa mempunyai pendapat yang sangat berbeda mengenai hal ini, sehingga peluang terjadinya konflik pada tingkatan ini akan menjadi sangat besar.
Oleh karena itu, keluarga yang mempunyai uang yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun keluarga yang mempunyai uang sangat banyak biasanya tidak akan mengalami konflik di dalam penggunaan uang. Tetapi, keluarga dengan penghasilan cukup biasanya akan mengalami konflik. Satu-satunya cara di dalam menghindari konflik ini adalah dengan menentukan prioritas penggunaan uang secara bersama-sama. Suami dan istri duduk bersama membuat Anggaran untuk membantu penentuan prioritas.
Kesulitan yang besar di dalam pembuatan Anggaran adalah di dalam menentukan prioritas di dalam menggunakan uang.